Minggu, 26 Februari 2012

Im so sorry...


“Maaf ya...”

Sore hari yang cerah, Lika mengaji Iqra bersama teman-teman di sekolah. Lika memang sering mengikuti kegiatan ini untuk mengisi waktu luang. Membaca Iqra dilaksanakan dua kali seminggu untuk anak TK B dengan bimbingan Pak Koko. Seperti hari-hari sebelumnya, sore ini mengaji Iqra selesai pukul tiga. Lika pun menunggu mama datang menjemputnya sambil membaca buku di perpustakaan.
Semakin sore, satu per satu teman-teman pulang bersama orang tua mereka. “Dadaah Likaa.. aku duluan yah. Sampai bertemu besok,” Cita mengucapkan salam perpisahan pada Lika dengan gembira. “Iya Cita sampai bertemu besok,” balas Lika. Jam dinding sekolah menunjukkan pukul 15.30. Teman-teman Lika sudah banyak yang pulang. Tinggal dirinya saja yang belum dijemput. Sudah enam buku yang Lika baca sambil menunggu mama datang.
“Lika tumben sekali belum dijemput mama,” kata Pak Koko. “Belum. Barangkali mama ada keperluan, jadi jemputnya terlambat,” jawab Lika menghibur diri. “Begitu ya? Lika sabar menunggu ya..” seru Pak Koko. Lika pun membalasnya dengan senyuman.
Waktu menunjukkan pukul 16.45. Belum ada tanda-tanda mama datang menjemput. Kemudian terlihat wajah mama tergesa-gesa menghampiri Lika. “Nah itu mama Lika sudah datang. Terima kasih ya sudah menjadi anak penyabar,” kata Pak Koko sambil tersenyum. Lika pun masih menjawab dengan senyuman manis.
“Lika ayo kita pulang,” ajak mama. “Huuhh.. tidak mau. Lika tidak mau pulang sama mama!” geramnya sambil menekuk tangan dan muka cemberut. Pak Koko pun menatapnya dengan penuh pemahaman, kemudian berkata “Lho, Lika tadi tersenyum. Kenapa sekarang saat mau pulang malah cemberut begitu. Kan kasihan mama.” Mama menarik nafas panjang, kemudian berkata, “Lika, mama mengerti sekarang. Lika marah dan kesal sama mama ya karena telat menjemput?” Lika mengangguk pelan. “Baiklah kalau begitu mama minta maaf sekali ya. mama memang salah karena telat menjemput Lika. Tadi sesudah dari kantor pos mama mampir ke bank dulu. Maafkan mama ya..” Lika pun yang sebelumnya terlihat marah kemudian meluluhkan hatinya dan pulang bersama mama. Betapa pentingnya kata “maaf” untuk Lika.
Good evening all you guys… masih di hari minggu yang cuacanya unyu-unyu.
Posting dan bloging kali ini diawali dengan cerpen di atas. Well, kali ini pengen cerita tentang hal-hal ringan dan simple dalam keseharian kita aja yaa. Gw pengen cerita tentang 3 kata sakti yang idealnya sering kita ucapin pada siapa atau apa pun di kehidupan sehari-hari. Tau kan kata apa aja? Yes, tiga kata itu adalah MAAF, TOLONG, dan TERIMAKASIH..

Anyway, cerpen tadi adalah cerita yang gw tulis untuk keperluan newsletter sekolah (langsung yel-yel: Apa nama sekolah kita? Labschool Pendidikan Karakteerrr.. IPB—ISFA…) hahaha. Isinya terinspirasi dari salah satu kata sakti yg layak banget kita ucapin saat kita berbuat salah. Yup.. MAAF…

Gak cuma orang dewasa lhoo yg perlu kata maaf. Anak-anak juga perlu dimintai maafnya kalo kita sebagai orang dewasa pernah berbuat salah. Jangan dikira anak kecil itu belom ngerti apa-apa guys. Jangan juga dikira mereka cuma tau main, makan tidur, galau (eh yg ini enggak yah?), no.. no.. no.. Guuyysss…. Open your eyes. Mereka juga bisa sakit hati -sama kaya kita sebagai orang dewasa- kalo ada kesalahan yg kita perbuat sama mereka. Kata “Maaf yaa..” itu adalah cara penting buat meredam kekesalan mereka sama kesalahan kita. Mungkin mereka emang belum bisa mengungkapkan lewat kata-kata bentuk kekesalannya karena kita yg gak juga ngucapin maaf. Tapi tau gak kalian? Ingatan mereka (anak-anak) sangat kuat dan tajam aja lhoooo.. mereka juga gampang mencontoh. Bisa-bisa mereka inget lagi siapa yg pas kecil pernah bikin mereka kesel, terus gak mau minta maaf. Yup, mungkin sekalipun itu orang tuanya.

Seperti peribahasa yg super kece:

“apa yg kau tanam, maka itulah yg akan kau petik”

atau peribahasa lainnya

“kau yg mulai, kau yg mengakhiri.. kau yg berjanji, kau yg mengingkari.. ”

bisa kita jadiin tauladan bahwa sesuatu yg berawal positif, maka akan berdampak positif kembali pada diri kita..

Gw sering ngalamin kejadian menarik yg asalnya dari anak-anak. Secara gw guru playgroup pastilah hari-hari gw dipenuhi oleh cerita tentang mereka. What a wonderfull job.. :)

Pernah ada murid gw, Zaky namanya. Karena usianya masih 3 th kurang, dia sedang belajar buat toilet training yaitu pup dengan benar di wc. Tapi saat itu dia belum mau pup di wc. Jadilah dia pup dulu di diapersnya, dengan tetap berdiri di dalam kamar mandi yg ada wc-nya. karena gw yg ngebujuk dia buat pup di wc, maka gw jugalah yg bertanggung jawab nemenin dia pup. Hari itu keadaan lagi hury dan busy di sekolah. Alhasil gw gak jadi nemenin Zaky toilet training yg prosesi pupnya udah kelar karena harus mengawasi keadaan yg lain. Maka gw transferlah tugas itu pada petugas kebersihan di sekolah yg sangat-sangat membantu pekerjaan kami. Salahnya gw.. gw belum kasih tau Zaky kalo bukan gw yg akan nemenin dia di toilet. Mendapati kenyataan itu, Zaky pun nangis sejadi-jadinya sambil teriak-teriak manggil nama gw “Miss Iyaaa… sama Miss Iyaa..” Ooo ooowwww…. Hati gw langsung nge-doubt dan ngerasa bersalah gitu. Gw tau Zaky pasti kesel banget saat itu karena gak ditemenin gw. Akhirnya dia kembali ke kelas sambil ceria karena udah ditenangin sama temen gw sesama guru lain. Tapi meskipun begitu, pas gw liat wajahnya, yaampun gw galau banget dan ngerasa bersalah gak ketulungan karena belum minta izin buat gak nemenin dia tadi. So, pas jam pulang sekolah gw anter Zaky dan teman-temannya, as always buat shake hand dan hugging. Di sela-sela hugging gw bisikin dia “Maaf yaa tadi Bu Lia gak jadi nemenin Zaky pup karena harus mengerjakan sesuatu. Zaky mau maafin bu Lia gak?” dengan polosnya dia jawab “iyah..” Oh Em Jih… rasanya seneng bangeett… kayak terbang nembus awan dan jadi lumba-lumba *sigh. Lega lah perasaan gw karena dia mau maafin gw. Gw gak mau suatu saat nanti kalau dia besar, terbesit di pikirannya ingatan yg gak enak buat hatinya saat dia masih kecil.

Huufff.. sebegitu pentingnya perasaan mereka buat gw selami. Karena ilmu mereka lah yg akan gw harapkan menjadi penolong gw di tempat berikutnya kalo gw udah gak ada lagi di dunia ini..ooowwww… so sweeett… muehehehehe. So, jangan cuma minta maaf sama pacar aja kalo lagi berantem, atau minta maaf sama dosen karena skripsinya belum kelar-kelar. Minta maaf juga lah sama anak kecil jika kamu berbuat salah padanya. :)

Mereka emang mahluk paling cerdas di dunia… Luv u kids… XOXO

Published with Blogger-droid v2.0.4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thank you for visiting.. :)