Selasa, 16 Juni 2015

Lelaki di Balik Idealisme Logika

(Doc. Pribadi)
Bicara dengannya bagaikan berenang di sungai Amazon.. Panjang, dan kaya bak plasma nutfah tak bersudah.
Bercerita padanya seperti menonton serial inspirasi.. Penuh pelajaran baru dan seketika menjelma bak sastrawan legenda.
Bertanya padanya laksana membaca ensiklopedia.. Jawabannya bisa kutemukan dengan mudah, tak perlu susah payah.
Berjalan dengannya ibarat berkendara dengan safety belt.. Terasa aman dan menyenangkan karena tiap jengkal ia pastikan aku tak mengalami kesulitan.
Tertawa bersamanya ibarat hujan.. Lepas, bebas dan tanpa arah. Asalkan tanah kering berubah menjadi basah..

Tertawa, berbincang, atau bercerita dengannya akan selalu nyaman dan mengejutkan.
Karena ia lelaki di balik idealisme logika kehidupan..
Tapi ia selalu khawatir membawaku dalam ketidakpastian ─yang aku selalu jengah menanggapinya.
Padahal hidup ini memang selalu tidak pasti, karena hanya janji Tuhan lah yang selalu akan pasti.
Hingga bisa aku yakinkan, akan ada aku yang menemaninya agar tak sendirian..

Padahal aku suka kesederhanaan dan perjuangan, yang kelihatan menyedihkan dipajang dalam satu etalase bernama "kehidupan".
Nyatanya aku membangun milyaran mimpi dan romantisme drama, yang orang lain hanya menyebut dan melihatnya sebagai "khayalan".

Tapi aku selalu suka 99.
Yang menjadikannya 100 jika ia ditambah aku. 
Tapi aku selalu suka gemintang malam.
Yang menjadikannya ramai karena bulan dan awan putih merecoki kerlipnya.
Dan aku selalu suka bermimpi.
Karena mimpi yg menjadikannya "nothing" menjadi "everything", from "zero" to "hero" buatnya.

Ah, sudahlah..
Kini aku berjalan ke kanan, dan ia berjalan ke kiri. Atau ia di depan.. Oh, mungkin di belakang. Mungkin juga di belahan dunia manapun..
Entahlah.. mungkin kita pernah bertatap dan berbincang.
Atau mungkin belum pernah saling bertemu sama sekali.. mungkin suatu saat nanti.
Entahlah.. mungkin semua laki-laki akan selalu begitu..
Tak tahu lah..
Mungkin saat kupu-kupu sudah kembali ke dalam perutku, kita akan berjalan lurus bersama..
Entah menjadi apa, dengan sang lelaki di balik idealisme logika..

─LiaWidyanti '16615

Rabu, 03 Juni 2015

Amazing Day

Kemarin adalah tanggal merah yg kualitasnya super duper amazing WOW-WOW buat gue..
Karena hari itu adalah harinya event Family and Consumer Day yg dibuat adik-adik kelas jurusan gue di kampus, sebagai kakak senior yg udah bangkotan *sadis banget*, gue dan senior-senior lainnya merasa perlu mendukung dan mengapresiasi hasil kerja keras adik-adik angkatan gue dengan menghadiri acara kuliah dan seminar yg pengisinya orang-orang yg hebat di bidangnya. *give applause.
Sejak pagi gue udah standby kece dengan penampilan terbaik buat berangkat ke almamater gue “Kampus Hijau” dimana gue pernah ditempa dan “disiksa” :p beberapa tahun belakangan sebagai mahasiswa.