hipwee.com
Dia selalu ditunggu, padahal dia bukan gajian.
Dia selalu dinanti,
padahal dia bukan sang pujaan.
Dia selalu dicari, tak
sabar pula disambut, padahal dia bukan jodoh yg diidamkan.
Banyak orang ─mengaku─ merindukannya.
Dapur-dapur mengebul,
bersiap santapan lezat bak menyambut raja dan jajaran kepala negara.
Masjid-masjid bersolek
megah dengan cat baru dan bersih-bersih penjaganya.
Iklan sirup, biskuit,
sampai koleksi baju muslim keluaran terbaru lalu-lalang di tayangan utama layar kaca.
Ramadhan... Ya,
ternyata ia bintang utamanya..
"Kangen ih sama
Ramadhan," "Seneng banget bentar lagi puasa..."
Beribu kerinduan
tumpah membuncah tak bertuah dari lisan orang-orang yang "katanya" rindu padamu.
Malam pertama, rumah
Tuhanmu penuh sesak melimpah ruah manusia berkain kurung putih hingga shaf
paling belakang.
Ada yang berujar, "biar merasakan crawdednya.."
Bedug bertabuh,
shalawat dan puji-pujian menggema hingga ke kampung seberang memanggil
orang-orang men-spesialkan waktu malamnya.
Tapi apa yang kau
lihat Ramadhan, remaja-remaja sibuk selfie di tengah lantunan pujian.
Suara mercon dan gelak
tawa bocah-bocah mengalahkan bacaan imam.
Ibu-ibu berbincang merancang santapan pemuas
lidah demi menyambutmu di sepertiga malam.
Siang hari disibukkan
dengan tumpukan kerjaan.
Mereka bilang, kejar
setoran... demi memenuhi pundi-pundi tabungan hari kemenangan.
Tadabur Quranmu
terlewatkan.
Mata lelah kurang tidur.
Tak apalah tak mengkaji
hari ini saja..
Semoga esok tak keterusan.
Beragam ragam alasan..
Hampir separuh
bulanmu, undangan buka bersama berdatangan.
Menguntai kembali
jalinan silaturahim handai dan taulan.
Setiap hari, setiap
minggu, silih berganti..
Kemarin teman sekolah,
esok teman kuliah, lusa teman kantor..
Entah apa namanya, awalnya buka bersama, tapi lupa sholat magrib dan isya.
Lalu bergantilah
namanya, "Ini sih maksiat
bersama..."
Hingga dering gadgetmu
bersuara, "Nak, kapan pulang cepat? Kita buka bersama.."
Bulanmu berlalu hingga
bersisa hitungan beberapa ratus jam saja.
Orang-orang berlomba
semakin gencar.
Ahh... Senangnya mereka
berlomba mengkaji di malam 17 Nuzulul Quran,
Atau berlama-lama berjaga di
sepertiga malam?
Oh.. atau mereka I'tikaf meramaikan masjid. Bukan.. mereka
menahan kantuk memburu malam Lailatul Qodar.
Tidak tidak.. Lihatlah, mereka membawa kantung-kantung
besar. Berzakat fitrah pastilah tujuan...
Tapi sebentar, apa yang
kau lihat duhai Ramadhan?
Ternyata masjidmu
hanya tersisa 2 sampai 3 shaf saja.
Quranmu masih
tersimpan rapi di atas meja.
Kotak amal jariyah
belum terisi sepenuhnya.
Kantung-kantung itu
hasil tawaf di swalayan dan mall-mall tempat belanja.
Berlomba-lomba memilih
baju indah masa kini mempercantik diri.
Membeli kue-kue
terbaik untuk menjamu para tamu.
Zakat fitrah nanti
sajalah di ujung waktu.
Santunan anak yatim
bisalah tunggu dulu.
Yang penting pulang
kampung membawa sangu.
Apa nanti kata saudara
di kampung halaman jika tak sempat bawa buah tangan, malu...
Ya Alloh ya Rabbi...
Maafkan kami..
Lagi-lagi istighfar
yang tersisa di lisan dan hati..
Sesibuk itu kah kami
mementingkan duniawi?
Hingga Ramadhan-Mu
harus menahan haru dan rasa pilu melihat sikap kami yang lupa begini...
Oh Ramadhan, inikah
bentuk rindu kami?
Haruskan kami berkata
padamu, "Ramadhan aku tak jadi merindu..."
poeticislam.tumblr.com |
Oh Allohurabbi Sang
Maha Penerima Penyesalan berkali-kali...
Jika ini Ramadhan
terakhir kami, sudilah kiranya Engkau ingatkan kami sekali lagi.
Jikalau Engkau sudi,
izinkanlah kami selalu benar-benar merindu Ramadhan-Mu berkali-kali lagi..
Sudikanlah
kesempatan dari-Mu kami gunakan untuk memuliakan dan mencintai Ayah dan Ibu
dalam bingkai bakti..
Sebelum datang mati kami, sebelum datang cemas kami, dan sebelum habis kesempatan tersungkur di atas sajadah ini..
Yaa Rabbi..... :')
LiaWidyanti
24 Ramadhan 1436H
*inspired by "Ramadhan, Aku Pura-pura Rindu - Azhar Nurun Ala"
"Bimbo - Setiap Habis Ramadhan"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank you for visiting.. :)